Peluang Besar_Bisnis Sewa alat Camping_bisnis Camping Ground


Orang Indonesia layak merasa beruntung tinggal di negeri dengan kekayaan alam sedemikian melimpah. Ribuan pulau dan tak terhitung banyak destinasi wisata, mulai dari pantai, gunung dan lain-lain, menjadi kekayaan negeri ini yang layak disyukuri.

Keberadaan pantai dan gunung yang banyak dan indah di Indonesia juga menjadikan negeri ini sebagai salah satu favorit para pehobi hiking dan penyuka wisata alam (outdoor activity).

Pada bulan-bulan spesial seperti jelang pergantian tahun atau saat musim liburan, tidak sedikit orang yang memilih menghabiskan waktu mendekatkan diri ke alam. Entah itu dengan mendaki gunung dan berkemah ataupun menikmati hawa tropis di tepi pantai.

Namun, tidak semua orang mau repot membeli peralatan berkemah atau hiking sendiri. Maklum, harga peralatan hiking, seperti tenda dan carrier (tas punggung besar), sebagai contoh, cukup mahal.

Di sinilah peluang usaha penyewaan alat-alat kegiatan wisata alam atau biasa disebut outdoor activity muncul. “Pengalaman saya, dulu saat mencari penyewaan alat-alat seperti ini cukup susah,” ujar Ikhwan Fatoni, pemilik Rover Outdoor, rental sewa alat kegiatan alam di Jakarta Timur.

Pertengahan 2013, bersama empat kawan sesama pehobi hiking, Ikhwan merintis usaha penyewaan alat-alat kebutuhan hiking. Di awal membuka usaha, mereka menyewakan peralatan hiking milik sendiri.

Setelah menilai pasar memang cukup prospektif, Ikhwan dan kawan-kawan memutuskan lebih serius mengembangkan usaha. “Modal awal sekitar Rp 20 juta, kami belanjakan perlengkapan hiking yang paling banyak dicari,” ujar Ikhwan.

Daftar belanjanya: tenda, carrier, kantong tidur (sleeping bag), juga matras. Ketika itu Rover belum menyewa ruang usaha khusus seperti ruko. Lokasi usaha masih memakai tempat tinggal mereka. Pemasaran pun banyak mengandalkan jaringan forum online dan komunitas pecinta alam.

Menjadikan barang pribadi sebagai modal awal usaha sewa perlengkapan outdoor juga ditempuh oleh Roman Listyanu, salah satu pemilik Ciliwung Camp, yang berlokasi di Malang, Jawa Timur.

Bersama dua orang kawannya, Roman merintis usaha penyewaan alat kegiatan alam. Peralatan hiking milik tiga sekawan yang sama-sama pehobi hiking itu menjadi modal awal usaha rental. “Begitu nanti ada laba dari usaha sewa, kami belikan alat-alat baru yang lebih beragam,” kata Roman.

Peminat peralatan sewa outdoor activity Ciliwung Camp  nyatanya cukup banyak. Maklum, Kota Malang sering menjadi titik berangkat para pecinta alam yang hendak menjelajahi gunung-gunung di Jawa Timur. Sebut saja, Gunung Arjuno, Bromo, Semeru, Ijen, Lawu, dan sebagainya.

Usaha rental perlengkapan pecinta alam ini pun perlahan menambah portofolio alat yang bisa mereka sewakan. Roman berujar, setelah lima tahun berjalan, kini Ciliwung Camp telah memiliki 50 jenis perlengkapan yang menjadi objek sewa. Setiap jenis perlengkapan bisa  berjumlah puluhan barang.
Namun, kendati perlengkapan kegiatan pecinta alam ini cukup mahal, bukan berarti pelaku usaha perlu mengeduk modal besar untuk awalan.

Selain bisa memanfaatkan perlengkapan milik pribadi sebagai modal awal usaha, Anda yang tertarik menjajal peruntungan di bisnis ini bisa pula berbelanja sendiri dengan budget terbatas.

Rafik Awaludin, pemilik Green Campus Outdoor, mengaku cuma patungan modal Rp 1 juta bersama tiga orang kawannya sesama mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). “Modalnya untuk membeli alat yang disewakan dan membayar kontrakan tempat usaha,” jelas dia.

Selanjutnya, laba dari sewa mereka belanjakan lagi untuk menambah perlengkapan sewaan. Setahun berjalan, Green Campus yang menyasar penyewa anak kampus itu memiliki tenda sewaan sekitar 7 unit dan carrier 10 unit.


Resiko rusak dan hilang
 
Tidak terlalu berbeda dengan usaha penyewaan barang lain, rental perlengkapan outdoor activity ini memiliki risiko tidak kecil, yaitu risiko kerusakan dan kehilangan barang sewa.

Untuk mengakali, pelaku usaha rental harus memperhitungkan risiko-risiko tersebut dalam biaya sewa. Di sinilah, menurut Ikhwan, penting bagi pelaku usaha rental untuk mengetahui kualitas produk sehingga bisa mengukur usia produktif barang sewa.

Misalnya, sebuah tenda sewa masa produktifnya sekitar 6 bulan. Maka, dalam merumuskan tarif sewa, pemilik harus memasukkan asumsi balik modal aset maksimal dalam 4 bulan masa sewa.

Tarif itu juga harus sudah memasukkan biaya risiko kerusakan dan hilang. “Dalam 4 bulan, asumsi tersewa 20 kali, setiap akhir pekan,” kata Ikhwan yang berlatarbelakang pendidikan akuntansi.

Setiap perlengkapan memiliki masa produktif berbeda-beda. Begitu selesai masa produktif, pemilik rental bisa melikuidasi  aset tersebut atau meremajakannya. Apabila dinilai peremajaan barang justru memakan biaya lebih banyak, Ikhwan mengaku memilih menjualnya. “Banyak peminatnya,” kata dia.

Cara lain mengelola risiko barang sewa adalah menerapkan denda kerusakan dan kehilangan. Ini dijalankan oleh Roman di Ciliwung Camp. Dus, ketika akad, si penyewa sudah tahu ada ketentuan denda apabila barang sampai rusak atau hilang.

Adapun Rafik memakai rumus tarif sewa antara 10%–20% dari harga beli aset dan pertimbangan harga pasar untuk sewa barang sejenis. Tanpa rumus jelimet, Rafik mengaku, dalam setahun, usaha rental dia sudah mampu balik modal.

Termasuk biaya sewa kontrakan tempat usaha, Rp 15 juta per tahun. “Omzet per minggu sekitar Rp 2 juta,” kata Rafik.
Oh iya, kebanyakan pelaku usaha sewa ini hanya mensyaratkan identitas penyewa berupa KTP atau SIM asli. Tanpa ada deposit uang tambahan di luar biaya sewa.


Bisnis komunitas

Anda yang tertarik mengikuti jejak tiga pengusaha sewa perlengkapan kegiatan pecinta alam itu, perlu memperhatikan sisi keunikan bisnis ini.

Walau sekilas seperti usaha sewa peralatan biasa, sebagian besar pelaku usaha bisnis ini adalah pehobi hiking yang sudah lebih dulu akrab dengan alat-alat tersebut.

Dus, selain passion, pelaku bisnis ini juga perlu memiliki pengetahuan cukup tentang beragam perlengkapan outdoor activity berikut kualitas produk. “Jam terbang pengalaman dan wawasan produk harus luas,” kata Ikhwan.

Pelanggan akan merasa terbantu ketika pemilik rental tak segan membagi advis dan pengalaman mereka memakai perlengkapan tersebut.

Di sisi lain, usaha sewa perlengkapan kegiatan pecinta alam ini tergolong bisnis komunitas. Antar pecinta alam biasanya memiliki silaturahmi erat.

Hanya saja, ada beberapa untung rugi menjalankan bisnis berbasis komunitas seperti ini. Sisi keuntungan, pemasaran usaha sewa bisa lebih mudah. “Di awal usaha, kami tawarkan jasa sewa ke kenalan-kenalan sesama pecinta alam,” ujar Ikhwan.

Promosi produk juga layanan juga lebih mudah di pasar komunitas ini. Ketika produk dan layanan usaha sewa Anda dinilai bagus, pelanggan dengan senang hati merekomendasikan ke calon pelanggan lain. Demikian seterusnya hingga pemasaran bisa meluas ke pasar atau komunitas lebih jauh.

Pemasaran ke komunitas juga tidak membutuhkan modal besar. Roman dulu mengoptimalkan media sosial seperti Facebook, selain membuat flyer atau pamflet promo.

Tapi, karena pasar kadangkala baru terbatas pada komunitas dan kenalan sesama pecinta alam, penerapan profesionalisme bisnis acapkali juga menjadi tantangan tersendiri. “Sungkan bila kami berlaku tegas seperti rental barang lain karena bisnis ini lebih pendekatan pertemanan,” kata dia.

Misalnya, ketika ada keterlambatan pengembalian barang oleh penyewa. Ikhwan biasa memberikan dispensasi waktu pengembalian. Bila masih terlambat juga, denda keterlambatan tetap berlaku.

Yang pasti, usaha berbasis komunitas ini, menurut para pelaku, juga memiliki siklus. Ada musim-musim laris sewa seperti jelang pergantian tahun, musim liburan dan akhir pekan. Namun, ada pula masa ketika persewaan perlengkapan kegiatan alam ini sepi pelanggan.

Roman akhirnya menambah bisnis Ciliwung Camp dengan lini lain, semisal penjualan perlengkapan outdoor, jasa program outbound, camping, juga paket tur petualangan. Dus, di saat lini sewa sepi, lini lain bisa tetap memutar roda bisnis.

Kini, dalam satu bulan, Ciliwung Camp bisa membukukan pendapatan antara Rp 75 juta hingga Rp 100 juta. “Margin sekitar 25%–50%,” kata dia.

Hal serupa juga ditempuh oleh Ikhwan. Selain membesarkan usaha sewa, Rover Outdoor juga membuka lini toko penjualan perlengkapan para pecinta alam. Bahkan, Rover kini membuka cabang di Yogyakarta, Solo dan Semarang.

Tertarik mencoba?




__
 Info jasa pembuatan berbagai macam tenda:
Jl.Cipageran No.2 Cimahi Utara-Cimahi
Jabar-Indonesia
SMS Center: 0878.23400.392 
WA iD: 0878.23400.392

Comments

Popular posts from this blog

Tenda Glamping/Tenda Camping Mewah

Tenda Glamping semi permanen

Tenda Glamping kerucut/Cone Tent